Friday, 14 June 2019

WUKUF DI ARAFAH SEPERTI DI TAMAN SURGA

Saya mencoba ngeshare lagi pengalaman sewaktu menunaikan ibadah haji tahun 2014 yang lalu dan kali ini cerita mengenai pengalaman sewaktu wukuf di Arafah. Sebuah pengalaman yang berarti buat saya, yach anggap saja in hanyalah cerita kosong bilamana anda tidak terlalu tertarik dengan cerita ini.

Setelah kami sampai di Arafah dengan menggunakan Bus dari Tenda kami di Mina, tibalah kami di Padang Arafah. Kami waktu itu masuk rombongan haji Australia dan tiba di tenda yang tidak ada AC dan terasa panas banget. Walaupun pagi sudah terasa panas, tapi berkat semprotan air yang ada kipasnya rasa panas itu bisa teratasi.

Dan setelah meletakkan barang2 bawaan saya di dalam tenda, saya permisi ke istri untuk ke toilet, padahal saya mau survey kondisi toilet yang ada di lokasi dekat tenda kami di Arafah. Kondisinya ada yang bagus dan ada juga yang jelek. Tapi saya ikhlaskan saja. yang penting masih ada yang kondisi baik.

Setelah survey kondisi lapangan , akhirnya saya kembali ke tenda untuk berdiam diri di sana sampai menjelang maghrib, sambil membaca Al Qur'an dan berdiam diri di dalam tenda, saya menjalankn ritual agama Islam yaitu wajib haji. Ada teman yang tidur , dan kebanyakan tidur walaupun panas, tapi saya tidak bisa tidur karena merasa risih saja dimana tidak ada sekat antara jemaah wanita dan lelaki. Jadi saya pun hanya duduk-duduk saja.

Sekitar jam 10 pagi, saya lihat ada kawan membawa teh panas dan entah dari mana karena di tenda kami tidak ada air panas karena memang tidak ada listrik di tenda kami di Arafah. Saya tanya ke teman saya itu dimana ambil air panas tersebut dan dia menjelaskan dimana ambilnya.

Akhirnya saya pun beranjak dari tenda saya dan ijin ke Istri untuk pergi keluar tenda dan akhirnya saya pun pergi ke tempat yang dibilang teman saya tadi. Saya pun pergi ke sana dan terlihat ada semacam taman yang berisi tenda-tenda, kursi, minuman panas/dingin, dan kipas angin. Akhirnya saya masuk ke taman itu dan saya anggap sebagai taman firdaus..(anggap saja saya terlalu berlebihan..red).

Saya minta air teh hangat dan juga makanan kecil kepada penjaga air minum dan kebetulan kenal wajah karena penjaga air minum itu penjaga air minum di sebelah tenda kami di Mina. Akhirnya saya dikasih air minum dan saya melihat sekeliling , ternyata kebanyakan diisi oleh orang asing dan saya tidak melihat orang Indonesia di sana. Saya ingin duduk nyantai menikmati kipas angin, akhirnya pandangan saya tertuju di satu kursi di yang ada dan saya pun duduk di sana sambil menikmati teh hangat saya dan makanan kecil yang ada. Saya duduk di sana sampai menjelang waktu Zhuhur masuk dan kala itu di hari jum'at waktu setempat.

Seduduknya saya di sana, saya bertemu banyak orang-orang yang duduk di sebelah saya karena kebetulan di tenda yang saya duduki ada 4 buah kursi. Saya mencoba mengobrol dengan orang-orang yang duduk di dekat saya dalam bahasa English tapi nampaknya mereka banyak tak paham bahasa English. Nampaknya mereka dari negara Eropa Timur. Tapi saat ngomong mereka memberi kode , tangan kanan di taruh di dada dan nunjuk ke langit mungkin artinya dihatiku hanya ada Allah.
Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa Orang yang menunaikan ibadah haji itu karena Hati nya Ikhlas ke Allah, atau istilahnya memenuhi panggilan Allah.  Dari hasil survey di luar Orang Indonesia.

Sebelum memasuki waktu Zhuhur, saya pun kembali ke tenda. Untuk menunaikan sholat Jum'at dan sambil menunggu , saya ngaji lagi dan berdo'a lagi karena saya banyak menerima titipan do'a dari kawan-kawan saya yang saat itu berada di Canberra. Dan waktu masuk ke Zuhur atau waktu sholat Jum'at, rupanya tidak ada sholat jum'at dan sholat Idul Adha diwaktu yang sama , istilahnya tidak ada 2 kotbah di hari Jum'at . Jadinya kami hanya mendengar kotbah jum'at dan setelah sholat selesai, kami pun makan siang dan setelah itu melanjutkan berdo'a sebanyak-banyaknya karena Insha Allah bilamana kita membaca Do'a di hari Arafah, akan terkabul permohonannya. .

Hari semakin panas dan suhu di dalam tenda semakin meninggi, akhirnya saya beranjak lagi dari tenda kami menuju ke taman firdaus (istilah saya ..red) dan tak lupa saya mengajak istri saya unutk ikut dan bilang disana ada kipas angin dan lain-lain tapi dia tidak mau ikutan sama saya. Akhinya saya pun pergi sendiri dan tak lupa membawa Al Qur'an dimana di dalamnya ada kumpulan-kumpulan do'a. Karena saya beranggapan berdiam diri di Arafah itu tidak harus menyiksa diri, kalau ada yang bisa lebih baik kenapa harus bertahan, karena di sana ada tenda lain yang pakai AC dan makanan yang melimpah..Tapi tiap orang berbeda pandangan mengenai kenyamanan.

Setelah tiba di taman firdaus tersebut, ternyata semua tenda sudah penuh dan tidak ada tempat duduk yang tersisa. Dan akhinya saya pun mint air teh dengan penjaga air dan nampaknya dia ngerti kalau saya pengen duduk di kursi dan baca Al Qur'an/. Dan mungkin saja saya dilihatnya orang baik dan wajah saya yang memelas, diberikan kursinya ke saya. (semua percakapan pakai bahasa isyarat..red) dan akhirnya saya pun dikasih tempat duduk dan dibawa tenda serta ada kipas anginnya, dengan teh hangat menemani dudukku. Saya jumpa orang Indonesia atau Malaysia di tenda yang dekat saya tapi saya malas ngobrol dengan mereka. Karena nampaknya. mereka tidak mau diajak ngobrol karena mereka rombongan.

Jadi setelah itu saya baca Do'a-do'a yang ada di Ayat-Ayat Al Qur'an dan juga dari teman-teman saya dan tidak putus-putus , putusnya saat minum teh hangat yang tersedia di meja. Dari jam 1 siang sampai jam 4 sore saya duduk di lokasi tersebut dan disaat merasakan bahwa cahaya matahari sudah tidak terik lagi saya pun beranjak ke tenda kami di Arafah untuk menjumpai istri saya dan rombongan.

Setelah itu melakukan kembali do'a-do'a karena jangan pernah putus berdo'a bilamana berada di Arafah dan Insha Allah terkabul..


No comments:

Post a Comment