Cerita ini adalah cerita pengalaman sewaktu menunaikan Ibadah Haji tahun 2014, Dimana di minggu ketiga kami di tempatkan di suatu Motel di Wilayah Aziziah. Dimana Motel tersebut menurut teman-teman kurang bersih dan berdebu. Karena wajar dimana motel tersebut hanya dipakai sewaktu Haji saja. Jadi Banyak teman-teman haji merasa tempat itu kotor dan mereka pun membersihkan tempat tidurnya, kamarnya dan Toilet nya. Tapi Penulis, Alhamdulillah mendapatkan kamar yang lumayan bersih dibandingkan yang lain dan lokasinya di pojok. Tapi itu menurut penulis, kalau tempat tidur bersih, tak berdebu, kamar pun bersih,toilet pun bersih. Mungkin karena penulis orangnya malas makanya Penulis malas membersihkan dan dianggap semua bersih..Mencoba ikhlas menerima sesuatu yang dihadapi sewaktu haji makanya penulis terima semua keadaan tersebut. Tapi memang untuk ukuran cleaner seperti penulis ini, kamar yang ditempati penulis memang bersih.
Disini penulis mau cerita mengenai suatu kejadian yang dialami berkenaan dengan dipegangnya Al Qur'an di tangan kiri oleh salah satu jemaah haji dan teman kami juga.
Saat ini disiang hari yang cukup panas, sekitar pukul 3 sore. Ketiga dahaga memuncak. Saya keluar dari kamar kami yang berada di lantai tiga gedung tersebut dan bermaksud mengambil air minum umum untuk menyeduh teh dan Mie Instant yang ditempatkan di lantai dua, dekat dengan kamar para Ustaz pembimbing/ Muthawib.
Ketika saya melangkahkan kaki saya turun ke lantai dua untuk mengambil air minum. Saya lihat teman jemaah kami yang sedang memegang gelas berisi Air Minum di tangan kanan dan memegang Al Qur'an di tanggal kirinya. Saya terkejut melihatnya dimana menurut pandangan saya, kita tidak boleh memegang MAshab Al Qur'an di tangan kiri dan apalagi kita tinggal di suci Haraam / tempat suci. Saya tahu jemaah tersebut adalah Muallaf dan saya tahu dia baru belajar membaca Al Qur'an.
Kemungkinan dia tidak tahu bahwa ada hukumnya memegang Al Qur'an. Mungkin dia masih anggap itu sebuah buku biasa. Akhirnya saya sapa dia .
Hai Mate," (karena dia orang Australia jadi saya pakai bahasa English)," Sapa saya
"Kenapa Bapak pegang Al Qur'an di tangan kiri dan tangan kananku memegang gelas air minum", tanya saya seterusnya.
"Kalau Al Quran di sebelah kanan, bagaimana saya minum air '" jawab dia.
"Tapi Pak, kita tidak boleh memegang Al Qur;an di tangan kiri apalagi di tanah Haraam ini," kata saya lagi.
"Apa sich bedanya tangan kiri dengan tangan kanan, karena saya pengen minum, dan saya pegang Al Qur'an, makanya sementara saya pegang dengan tangan kiri dan setelah selesai minum saya pegang Al Qur'an di tangan kanan saya lagi." jawab dia panjang lebar.
"Coba lihat nich, bagaimana saya minum," katanya sambil memperagakan posisi tangannya
Sebenarnya saya ingin menanggapi komentar dia lagi tapi ingat kalau tempat kami masih di tanah Haraam dan takut membuat orang lain tersinggung apalagi berkata-kata kasam. Dan saya pun tidak mau kena Dam. Akhirnya saya menggangguk menyatakan Oke walau dalam hati tidak bisa menerima.
Rupanya sewaktu kami bercakap-cakap mengenai Al Qur'an dan Segelas Air Minum dilihat oleh Pembimbing Haji kami (Muthawib) dan dia pun hanya diam dan tersebut. Terkesan tidak mau mencampuri pembicaraan kami
Karena ada yang memperhatikan kami akhirnya pun saya berkata
"Tapi kita tidak boleh memegang Al Qur'an di tangan kiri",
Karena mungkin dia tidak mau berdebat, akhirnya dia meninggalkan saya dan Ustaz Pembimbing kami untuk masuk ke kamarnya dengan membuang air minumnya dan segera memegang Al Qur'an di tangan kanan. Dan mungkin dengan kondisi jiwa yang kesel dengan teguran penulis.
Sore pun berlalu dan malam pun tiba, Kami pun mengadakan aktivitas-aktivitas keagamaan seperti Manasik Haji dan ceramah. Dan ketika semuanya berlalu , kami pun kembali ke kamar kami untuk tidur.
Ada kebiasaan jelek penulis yaitu penulis suka bangun pagi-pagi dan melaksanakan sholat Tahajjud. Dan ketika penulis terbangun pukul tiga pagi dan karena haus. Akhirnya penulis keluar dari kamar dan turun ke lantai dua untuk mengambil air dari water dispenser. Secara tak sengaja, penulis nampak seorang jemaah haji Australia yang juga rombongan kami, yang siang tadi berbincang dengan penulis mengenai Al Qur'an di tangan kiri, tengah duduk di depan kamar ustaz pembimbing kami sambil memegang perutnya sambil menahan kesakitannya.
"Ada apa dan kenapa?" tanya saya dengan nada turut prihatin
"Perutku sakit dan buang air terus" jawab dia sambil menahan sakit.
"Mungkin karena air minum itu karena habis minum air itu, perutku sakit dan aku sering buang air besar", jawab dia lagi.
Rupanya dia kena diare karena dianggapnya dia meminum air dari water dispenser kemaren siang
Tak lama keluarlah si ustaz pembimbing kami yang tadi siang melihat percakapan saya dengan Mate ini dan segera menanggapi keluhan dari Jemaah ini. Akhirnya saya bertanya ke Ustaz.
"Pak Ustaz, kenapa kawan ini" tanya saya
"Dia sakit perut dan sebentar lagi dibawa ke rumah sakit dekat sini " Jawab si Ustaz
Tak lama kemudian Si Ustaz membawa teman yang sakit ini ke rumah sakit yang ada di dekat dimana tempat kami menginap. Dan menurut informasi, teman saya ini mendapatkan infus dan malam harinya sudah kembali ke hotel dan sudah sehat kembali.
Tapi percaya tidak percaya, logika tidak logika, Rupanya dari hasil investigasi, air minum dalam dispenser itu sudah satu tahun nggak pernah diganti. Jadi kemungkinan disitulah teman mendapatkan sakit perutnya itu. Namun anehnya, tidak hanya dia saja yang minum air dari Dispenser tersebut tapi juga penulis dan jemaah lainnya meminum air dari dispenser tersebut.
Penulis pun menghubung-hubungkan sakit perutnya teman saya ini berhubungan dengan dipegangnya air minum tangan kanan dan Al Qur'an di tangan kiri. Dan untungnya dia minum hanya dua teguk saja sebelum saya tegur. Karena selepas saya tegur, langsung dibuangnya air minum tersebut. Bayangkan bilamana dia tidak membuang air minum dalam gelas tersebut bisa saja berakibat fatal bagi dirinya.
Jadi hati2lah di Tanah Haraam, Mate. Karena kita tidak boleh sembarangan melalukan sesuatu
Salam, 20 April 2017
No comments:
Post a Comment