Cerita ini adalah salah satu pengalaman penulis sewaktu melaksanakan tawaf di lantai 2 yang dekat Kabah sewaktu haji tahun 2014. Penulis mempunyai kebiasaan setiap habis sholat Wajib selalu ingin merasakan Tawaf di tiap-tiap lantai yang ada di dalam Masjidil Haram. Cuma untuk lantai yang paling atas dimana diperuntukkan untuk orang yang memakai kursi roda, Penulis tidak pernah tawaf di lantai tersebut. Yach karena waktu mengililing Kabah lebih teduh di bandingkan di lanta-lantai bawah nya.
Siang itu saat setelah habis sholat Zhuhur , penulis ingin melakukan Tawaf / keliling Ka'bah di lantai kedua. Di Mana lantai tersebut tidak menggunakan atap. Yang jelas cuaca pada waktu itu sedang terik-teriknya sehingga bisa dibayangkan gimana panasnya kaki kita saat menyentuh lantai keramik.
Cara mensiasati agar kaki tidak terasa panas adalah dengan cara tidak membiarkan kaki kita menyentuh lantai keramik berlama-lama. Istilahnya jangan jalan lambat. Karena dengan jalan lambat, permukaan kaki kita akan lebih lama menyentuh lantai yang panas tersebut. Penulis pun berjalan mengitari Kabah dengan langkah yang cepat karena untuk menghindarkan kaki penulis menyentuh lantai berlama-lama. Karena panasnya lantai keramik tersebut membuat panas kejut di kaki penulis.
Tengah asyik penulis berjalan mengelilingi Ka'bah, Pada putaran kedua atau ketiga (penulis lupa), Penulis melihat ada seorang pemuda yang berjalan melewati penulis dengan menggunakan Sandal dan dengan cueknya dia melangkah. Penulis pun terkejut dan heran melihat tingkahnya dia. Padahal Sandal khan kotor apalagi dipakai di Masjidil Haram. Nggak tahu azab Allah, dia.
Akhirnya saat dia mau mencoba melewati penulis, tiba-tiba dia terpeleset dan jatuh terduduk. Dan segera penulis mencoba membantunya. Dan ada rasa ketakutan saat dia terjatuh itu karena dia buru-buru. Atau mungkin dia malu karena banyak orang di sekitar dia. Akhirnya dia bangkit dari posisi jatuhnya dan segera dia melepas sandalnya dan sambil berlari kecil, dia meninggalkan penulis dan orang-orang disekitar dia pada saat itu dengan rasa malu.
Hikmah dari cerita/ kejadian di atas adalah janganlah kita memakai sesuatu baik itu merupa sandal dan lainnya yang kotor atau kemungkinan mengandung Najiz ke dalam Masjidil Haram. Dimana kita tahu letak kesucian dan itu rumah Allah. No sandal when you tawaf. Kalau tak berani / sanggup menahan panas di Masjidil Haram, bagaimana menghadapi Panasnya Api Neraka nanti.
Semoga kita semua masuk surga dan tidak masuk neraka
Pengalaman Haji 2014
Pekanbaru 20 April 2017.
No comments:
Post a Comment