Sebelum saya menulis dan bercerita mengenai kisah perjalanan Haji Saya dan Istri, Saya ingin memperkenalkan diri dahulu nama : H. Iwan Agung Dwi Saputra, Umur 46 tahun, pekerjaan sekarang adalah masih mencari kerja di oil & gas project sambil usaha LAJUKELA COFFEE
Saya menulis kisah ini karena saya ingin juga berangkat Umrah atau Haji kembali baik tahun ini ataupun tahun depan karena hanyalah Allah yang tahu karena dari segi materi nampaknya saya belum punya uang untuk berangkat. Kalau sekarang yang penting niat dulu aja. Siapa tahu pembacar blog ini akan mendoakan semoga do'a- do'a saya terwujud
Dan Saya menulis cerita ini hanyalah ingin berbagi kisah-kisah yang menarik yang pernah saya alami sewaktu menunaikan Ibadah Haji di tahun 2014 yang lalu. Cerita-cerita yang saya tulis ini bukan untuk bermaksud untuk riya atau pamer tentang kebesaran Allah dan kemudahan yang Allah berikan ketika saya menjalankan ibadah Haji tapi sekedar berbagi kebaikan sesame muslim.
Sudah lama sebenarnya saya ingin berbagi cerita tentang kisah-kisah yang saya alami selama sekitar sebulan mencari Hidayah Allah baik dalam perjalanan maupun selama di Makkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah Haji.
Sebenarnya cerita-cerita yang saya tulis ini tidak ada istimewanya dan hanyalah kisah biasa yang dialami orang-orang yang menjalankan ibadah Haji.
Keinginan untuk berbagi cerita lewat buku ini sebenarnya sudah lama tapi kadang ada pertentangan di dalam bathin saya apakah saya harus menulis cerita itu atau tidak menulis cerita itu. Ada rasa ingin berbagi menceritakan tentang kebaikan Allah kepada saya, tapi kadang ada kalanya merasa apa yang ingin saya sampaikan merupakan cerita pamer bahwa saya merasa dekat dengan Allah sewaktu menunaikan ibadah Haji tahun 2014 yang lalu.
Kami berangkat Haji pada tanggal 12 September 2014 dari Sydney Australia via Jakarta dan kembali dari Haji tanggal 9 Oktober 2014 dari Jeddah ke Jakarta. Dan kembali ke Sydney Australia dua hari sesudahnya.
Sebenarnya inti saya bercerita lewat buku ini adalah bilamana kita menjadi orang baik, mau bersedekah, mau berbagi, mau menolong orang. Insha Allah akan diberikan kemudahan saat melaksanakan ibadah Haji. Karena pahala yang kita peroleh saat kita berbuat baik, akan memudahkan langkah kita atau akan mengawal kita saat kita menunaikan ibadah Haji.
Tidak semua orang bisa berbuat baik ataupun sedekah karena semua itu harus ikhlas dalam hati dan tulus, dan hanya karena semuata-mata ingin menambah pahala dari Allah.
Saya bukanlah ingin bercerita mengenai kekuatan sedekah saya sehingga dengan mudah berbuah manis dengan kemudahan menunaikan Ibadah Haji tahun 2014 yang sebenarnya tidak pernah saya rencanakan sebelumnya. Karena kami berencana untuk naik haji di tahun 2015 tapi berhubung istri saya punya alasan mau menulis skripsi maka kami berangkat haji di tahun 2014.
Almarhum Bapak saya yang mengajarkan saya bagaimama bersedekah, menyantuni anak yatim dan piatu. Karena setiap hari raya Idul FItri tiba, Bapak saya selalu memberikan uang untuk anak yatim/piatu. Itu dilakukan Almarhum sejak saya masih kecil. Dan itulah menginspirasi saya untuk selalu bersedekah dan menyantuni anak-anak yatim dan piatu. Anggap saja kalau saya merasa rejeki yang saya miliki adalah sebagian rejekinya anak-anak yatim. Jadi setiap ada uang lebih yang dihasilkan dari usaha saya, selalu saya sisihkan 10% untuk menyantuni anak-anak yatim. Dan kadang kala saya punya keinginan untuk tidak berbagi rejeki tapi selalu saya ada permintaan bantuan yang disodorkan kepada saya. Sehingga mau tak mau saya harus mengeluarkan atau berbagi rejeki dengan anak-anak yatim dan piatu.
Naik Haji ke Makkah merupakan keinginan seluruh umat muslim yang ada di dunia. Dan tidak mudah untuk berangkat Haji itu karena kita harus ikhlas lillahitaala atau kadang juga tanpa kita sadari kita sudah diundang untuk berangkat haji dengan cara yang mungkin sebenarnya tidak bisa masuk ke alam pikiran manusia. Dan hanyalah Allah lah yang tahu rahasia itu dan kita sebagai mahluk ciptaannya hanya bisa menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya.
Tidak Mudah Untuk Memutuskan Berangkat Haji
Kami berencana untuk Naik Haji di tahun 2015 dimana di tahun itu harapannya kami mempunyai cukup uang untuk biaya keberangkatan haji, biaya untuk anak-anak yang ditinggal di Canberra dan juga biaya untuk mendatangkan orang tua/ mertua untuk menjaga anak-anak kami. Jadi semua sudah di di awal tahun dan Istri saya yang mempunyai inisiatif untuk berangkat haji di tahun 2015 dan dari Australia. Tapi kami belum mendaftar tapi istri saya sudah bertanya-tanya dan mencari agen tour Haji di sekitaran Sydney.
Tapi rencana hanya tinggal rencana karena tiba-tiba suatu hari di bulan Maret 2014, istri saya mengajak saya untuk naik haji di tahun 2014 dan membatalkan rencana untuk berangkat haji di tahun 2015. Alasannya adalah karena istri saya akan menulis tesisnya dan tahun 2015 adalah jadwal paling sibuk buat istri saya mengingat tahun 2015 adalah tahun terakhir istri saya kuliah di Australia.
Waktu itu Istri saya adalah Mahasiswa S3 di ANU Canberra dan istri saya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan kuliah di Australia tanpa bayar. Istri saya mengambil study Medical Research mengambil tema Liver Cancer. Sedangkan saya adalah seorang Cleaning Service yang bekerja di ISS Facilities Services di areal ANU. Karena peluang kerja untuk posisi yang sesuai dengan bidang yang saya geluti yaitu piping design engineering tidak bisa saya lamar karena visa saya adalah visa spouse student. Karena untuk bekerja sebagai engineer di Australia, syaratnya minimal PR atau mempunyai working visa. Karena saya tidak mempunyai itu semua akhirnya saya melamar semua posisi yang ada. Sehingga Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan sebagai Cleaner dan terakhir kerja di ISS Facilities Service Australia. Anak kami ada 2 orang dan semuanya laki-laki dan mereka semua sekolah di Canberra tanpa biaya / gratis.
Saya mendengar permintaan istri saya itu langsung saja saya jawab, saya tidak bisa berangkat tahun ini karena tidak mempunyai cuti yang cukup sehingga ada kemungkinan saya bakalan kehilangan pekerjaan dan juga saya merasa dalam Hati, saya masih belum siap untuk berangkat haji tahun itu. Dan saya minta ke istri untuk melaksanakan sesuai planning yang kami buat bersama yaitu Berangkat Haji tahun 2015. Ada sedikit pertengkaran mengenai berangkat haji itu dimana kami juga ada sedikit masalah di biaya Haji karena uang yang kami punya pas-pas an saja. Tapi istri saya mempunyai tekat bulat untuk berangkat Haji tahun itu walau saya menolaknya. Tapi saya tidak melarang istri saya untuk berangkat haji tahun ini karena istri saya punya teman berangkat bareng yaitu Mbak Ida.
Istri saya mendaftar haji di salah satu agen yaitu Raudoh Hajj Umroh Australia. Saya nggak bisa melarang istriku untuk berangkat haji tahun 2014 lalu karena memang saya tidak punya rencana untuk naik haji dibarengi rasa takut akan kehilangan pekerjaan dan ketidak siapan saya untuk menjadi seseorang yang bagus ibadahnya karena kadangkala aku lalai dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
Istri saya sudah siap berangkat haji dan biaya sudah hampir lunas. Istri saya berangkat bersama 6 orang lainnya dari Canberra dengan Agen yang sama. Istri saya mendiamkan saya dan hanya seperlunya bicara. Saya pun banyak ditanya teman-teman bahkan mertua, kenapa tidak naik haji bareng istri. Dan kujawab “saya belum siap”. Dan mereka pun diam
Akhirnya ada peristiwa yang menggugah hati saya dan akhirnya saya memutuskan untuk berangkat Haji dan tapi rasanya itu tidak mungkin mengingat sekitar 3 bulan lagi, jemaah haji akan berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Saat itu ada manasik haji di rumah salah satu calon jemaah haji di Canberra. Dan istri saya ikut hadir tapi saya tidak karena tidak ada rencana dan masih ragu. Tapi keesokan harinya, pembimbing calon jemaah haji itu yang bernama Ustaz Ari menjadi penceramah di salah satu group pengajian yang namanya Group Pengajian Keluarga dan pelaksanaannya di rumah saya dan istri saya lagi-lagi punya rencana untuk ngadain di rumah karena istri saya tahu kalau saya orangnya kurang inisiatif dalam melakukan sesuatu dan hanya menunggu.
“Kenapa Mas tidak mau Naik Haji?” “Apa tidak kasihan sama istrimu berangkat sendiri tanpa muhrimnya?” Tanya ustaz Ari
“ Saya belum siap Pak Ari..dan cuti saya tidak cukup untuk berangkat haji tahun ini dan rencana saya tahun depan dan nggak apa-apa saya berangkat sendirian”, jawab saya.
“Kok kamu takut kehilangan pekerjaan, apa mas ragu dengan janji Allah, dimana Allah akan melipat gandakan rejeki umat manusia yang datang memenuhi panggilan Nya”
“Kalau perkara siap dan tidak siap itu tergantung manusianya dan manusia tidak akan pernah siap untuk berangkat ke sana” kata ustaz Ari..
Akhirnya setelah saya berpikir lagi dan mencoba mengikhaskan diri bilamana nanti kehilangan pekerjaan dan kena ganjaran waktu menunaikan ibada haji, karena katanya Allah akan memberikan ganjaran kepada manusia bila mereka lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai seorang Muslim
“Baiklah Pak Ari, saya siap berangkat haji dan kasihan juga kalau istri saya berangkat sendirian tapi dengan syarat saya harus satu group dengan istri saya kalau tidak saya tidak mau”, jawab saya kepada Ustaz Ari.
Sebenanrya saya tidak tahu bahwa di Australia itu banyak agent Perjalanan Haji baik itu Labaik Group, Adam Hajj , BMA dan lain-lain dan saya pikir Ustaz Ari ini adalah bagian dari Pembimbing Haji yang dipunyai orang Australia yang mungkin saja bisa mengatur supaya saya bisa satu rombongan sama istri tapi tahunya Pak Ari ini hanya mewakili Group Raudoh Hajj saja dan tidak mewakili yang lainnya. Saya tahunya yaitu pada saat saya mau Manasik Haji terakhir di Raudoh Hajj Sydney dan Raudoh Group ini rupanya punya perwakilan di Seluruh Australia.
Kenapa kami memutuskan berangkat haji dari Australia, yaitu karena kemudahan yang dimiliki yaitu tidak harus menunggu lama-lama seperti di Indonesia yang mana harus menunggu 10 atau 15 tahun lagi. Tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi walaupun pakai student visa yaitu tidak di Australia minimal 2 tahun dan visa kami mulai awal Januari 2012 dan bilamana di tahun 2014 menjadi selisih 1 tahun dan masuk syarat untuk berangkat Haji di Tahun 2014 itu. Sedangkan syarat-syarat lain sama seperti di Indonesia.
Tidak semua orang bisa Naik Haji dan hanya orang-orang yang beruntunglah yang bisa mendapatkannya. Dan mungkin kami adalah sebagian dari orang-orang yang beruntung itu. Karena mendapatkan peluang untuk naik haji dari orang-orang yang tidak beruntung itu. Kenapa saya katakan tidak beruntung? Karena banyak orang muslim yang berkeinginan untuk pergi haji dan mereka telah mendaftar dan telah membayar lunas semua biaya keberangkatan haji tapi mendadak tidak jadi berangkat. Bisa karena meninggal, bisa Karena sakit, bisa karena hamil dan bisa karena macam-macam alasan. Dan hanya Banyak orang yang kecewa karena tertunda untuk pergi haji tapi bila kita kembalikan lagi bahwa kita pergi haji atas karena kehendak Allah dan memenuhi panggilan Allah, tentunya rasa ikhlas untuk menerima kalau tidak bisa naik haji akan segera muncul dan mencoba kembali membenahi ibadahnya agar lebih baik dan bisa diterima oleh Allah.
Begitupun dengan kami akhirnya bisa berangkat haji karena ada orang yang mundur dan tidak jadi berangkat dengan alasan-alasan tertentu. Dan tentunya kami memperoleh keberuntungan bisa naik haji dari orang-orang yang tidak beruntung tadi. Menjelang keberangkatan Haji, kami berusaha menjaga ibadah kami, melakukan sholat malam, perbanyak bersedekah, melakukan perbuatan baik, baik itu kepada sesama manusia maupun mahluk lainnya. Kami melakukan itu untuk menjaga peluang kami agar tetap menjadi orang yang beruntung dan mendapat ridho Allah untuk naik haji di tahun 2014 itu.
Alhamdulillah, Akhirnya saya bisa naik haji bareng dengan istri saya dimana seminggu kemudian setelah berjumpa dengan Ustaz Ari. Teman saya telp dan mengabarkan bahwa ada 1 seat kosong karena ada yang mendadak batal, dan dia berusaha untuk menelpon istri saya tapi istri saya sedang sibuk bekerja dan jadinya dia langsung telpon ke saya. Akhirnya saya mendaftar untuk naik Haji dengan agent perjalanan haji yang sama dengan istri saya dan Alhamdulillah, do’a saya terkabulkan.
Tapi sebenarnya banyak juga kendala bagi saya untuk naik haji dimana saya harus rela bilamana saya harus kehilangan pekerjaan bilamana nanti sekembalinya saya dari Saudi Arabia. Tapi saya tetap ingat saja dengan yang ustaz Ari bilang mengenai janji
Allah. Jadi saya ikhlaskan saja bilamana saya harus kehilangan pekerjaan sebagai cleaner di ISS.
Saya bekerja sebagai cleaner di ISS Facilities Services Australia dan lokasi kerjanya di Kampus ANU (Australian National University) di Canberra. Saya bekerja dari pagi sampai sore. Di pagi hari saya bekerja sebagai supervisor Cleaner dan siang hari saya bekerja sebagai pembersih sarang laba-laba di gedung-gedung yang ada di lingkungan Kampus selain pekerjaan-pekerjaan lain atas permintaan Client bilamana diperlukan. Sebenarnya saya takut untuk naik haji karena takut dengan ganjaran yang diberikan oleh Allah bila saya berada di tanah suci Makkah dan Madinah, karena setiap hari saya membersihkan sarang laba-laba dan secara tidak sengaja pun membunuh laba-laba. Itu yang sangat saya khawatirkan sekali. Tapi saya ikhlaskan juga dan mohon ampun kepada Allah karena saya tidak punya pekerjaan lain selain membersihkan sarang laba-laba di siang hari di areal Kampus ANU. Apalagi dengan menggunakan visa spouse student dan dengan kemampuan bahasa englihs yang terbatas, rasanya sulit bagi saya mencari pekerjaan yang lebih baik selain bekerja sebagai cleaning service.
Selain takut kehilangan pekerjaan dan juga kerja membersihkan sarang laba-laba, juga saya khawatir dengan amal ibadah saya juga, dimana saat menjalankan sholat lima waktu masih bolong-bolong dan masih tidak rajin membaca Al Qur’an dan intinya ilmu agama saya masih kurang bilamana saya naik haji. Dan semua kekhawatiran itu selalu saya pikirkan sepanjang persiapan untuk berangkat Haji.
Selain kendala pribadi juga ada kendala dalam kepengurusan visa untuk haji dimana sampai batas waktu rencana keberangkatan kami, visanya belum selesai alias passport masih tertahan karena visa belum selesai juga diurus. Istri saya yang rencana berangkat duluan ke Jakarta, untuk menghadiri pernikahan sepupunya di Medan, akhirnya batal berangkat dan akhirnya berangkat bareng dengan saya di tanggal 10 September 2014 dan dengan penerbangan yang sama. Banyak teman-teman jemaah haji di group haji kami, yang akhirnya membatalkan keberangkatan karena visa haji belum keluar juga dari embassy Saudi Arabia di Canberra.
Allah yang mengatur semua, akibat dari istri saya tidak jadi berangkat tanggal 6 September 2014, maka istri saya sempat bertemu dengan orang tuanya di Canberra. Kami sebelum memutuskan untuk berangkat haji, meminta tolong kepada mertua saya untuk bisa menjaga anak-anak kami selama kami naik haji. Dan Alhamdulillah, Beliau menyanggupinya dan Kedua mertua saya akhirnya berangkat tanggal 8 September 2014 dari Indonesia dan Sampai tanggal 9 September 2014 di Canberra. Dan istri saya yang menjemput mereka berdua, dikarenakan saya bekerja. Dan bilamana istri saya jadi berangkat tanggal 6 september 2014, tentunya saya yang harus menjemput dan istri saya tidak berjumpa dengan kedua orang tuanya sebelum kami berangkat Haji.
Hari Rabu, 10 September 2014, kami berangkat dari Ke Indonesia. Dengan rute perjalanan naik bus Murray berangkat jam 4 pagi dari Canberra dan tiba di Sydney International Airport sekitar pukul 9 pagi. Setelah menjalani process check in dan process lainnya di Bandara tersebut akhirnya kami berangkat ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Dan tiba di Jakarta sekitar pukul 4 sore.
Pekanbaru, 17/04/2014